Siapa sih pemain muda Manchester United yang mencuri perhatian dalam laga terakhir mereka di Premier League musim ini?
Minggu, 21 Mei 2017, barangkali menjadi hari bersejarah bagi Joshua Andrew Harrop. Hari itu, ia mencatatkan debutnya untuk tim senior Manchester United pada ajang Premier League Inggris saat menghadapi Crystal Palace. Tak hanya mencatat debut, pada laga itu ia bahkan mencetak gol pertama timnya dengan proses yang cukup ciamik. Mendapat umpan terobosan dari Paul Pogba, Harrop menggiring bola dari sisi kiri dan mengelabui dua pemain lawan. Lalu, seperti yang mungkin Anda juga saksikan, sepakan akurat kaki kanannya membawa bola menghujam pojok kiri gawang Hennessey. Momen bersejarah dalam karier pemuda itu terjadi di sekitar menit ke-15.
Lewat Instagram, Harrop menyatakan komentarnya soal debut dan gol yang ia cetak. “Mimpi yang menjadi kenyataan,” tulisnya.
Harrop tak sendiri mencatat debut di Setan Merah. Pada laga itu, ada nama lain seperti Joel Pereira, Demetri Mitchell, dan Angel Gomes. Tapi, publik tampaknya akan lebih mengingat namanya berkat penampilan impresif dan gol yang ia cetak.
Impresif Sejak di Tim Muda
Sejak kecil, Harrop telah menjadi seorang pendukung Setan Merah. Hal itu membuatnya memiliki ambisi besar untuk menjadi bagian dari klub tersukses di sepakbola Inggris itu. Keinginan itu sejalan pula dengan cita-cita keluarganya yang juga merupakan pendukung United.
Pada pertengahan 2012, ia bergabung dengan tim muda Manchester United. Di sana, Harrop tumbuh sebagai salah satu pemain tengah terbaik. Kemampuan dan bakat yang sudah ia miliki sebelumnya kian terasah.
Bersama tim junior Man United, ia pertama kali menarik perhatian berkat penampilan luar biasa di ajang Milk Cup of Revo Express 2012, saat mencetak empat gol dalam satu pertandingan. Semenjak saat itu, ia menjadi pemain yang diwaspadai dan mulai mendapat tempat di skuad inti Manchester United U-23. Ia dianggap sebagai pemain yang memiliki masa depan cerah di Old Trafford.
Sebagai seorang pemain tengah, Harrop terbilang tajam. Dari total 21 pertandingan bersama Manchester United U-23 musim ini saja, misalnya, ia telah mengemas 8 gol. Dan gol-gol yang ia ciptakan rata-rata memang menggambarkan kualitas utamanya: cepat.
Kecepatan memang salah satu senjata andalan Harrop. Kualitasnya ini seolah sejalan dengan kegemarannya menggiring bola. Pada suatu laga saat ia dimainkan, Harrop akan sering meminta bola kepada rekannya lalu kemudian berusaha melewati satu, dua, hingga tiga pemain lawan. Dribel-dribel yang kerap ia peragakan tergolong luar biasa untuk pemain seusianya.
Meski mencetak cukup banyak gol dan gemar menggiring bola, Harrop tak lantas melupakan perannya sebagai pemain tengah. Itu tergambar dari pergerakannya yang cair di lini tengah dan visi serta kemampuannya untuk memberikan umpan-umpan panjang akurat. Musim ini, ia sudah menciptakan dua umpan yang berujung gol.
Gol dan assist yang ia buat musim ini kemudian membuatnya menjadi salah satu kandidat peraih penghargaan pemain tim cadangan terbaik. Sayang, pada akhirnya penghargaan itu justru dimenangkan oleh Axel Tuanzebe, pemain junior United lainnya yang juga sudah banyak mencuri perhatian.
Pada laga terakhir Premier League 2 (kompetisi yang menggantikan Premier League U-21) menghadapi tim junior Tottenham Hotspurs beberapa waktu lalu, pemain berusia 21 tahun itu tampil menawan dengan mencetak tiga gol. Gol pertama ia ciptakan lewat tendangan jarak jauh yang cukup cantik. Sementara itu, dua gol sisanya ia cetak dengan cara yang tak kalah luar biasa, yaitu dengan melewati beberapa pemain bertahan lawan sebelum akhirnya menceploskan bola.
Tiga gol yang ia ciptakan pada laga itu seolah terjadi di waktu yang tepat. Secara kebetulan Mourinho tengah hadir langsung di stadion untuk menyaksikan pertandingan. Ia pun lantas memasukkan nama Harrop ke dalam daftar pemainnya untuk pertandingan pamungkas di liga musim ini melawan Crystal Palace. Ini seperti janjinya yang ingin menurunkan banyak pemain muda di pekan terakhir Premier League.
Harrop kemudian membayar penuh kepercayaan Mourinho. Dimainkan sejak menit pertama, ia bermain dengan cukup apik. Tak tanggung-tanggung, ia bahkan mencetak gol pertama MU ke gawang Crystal Palace. Laga itu sendiri berakhir dengan skor 2-0 untuk kemenangan MU. Dan Harrop pun bermain 90 menit penuh.
Transfermarkt memang menyebut Harrop sebagai pemain yang beroperasi di lini tengah. Namun, ketika dimainkan di sisi sayap, ia tak pernah tampil mengecewakan. Laga akhir pekan lalu menjadi bukti. Oleh Mourinho, ia dimainkan sebagai penyerang sayap kiri.
Laga menghadapi Crystal Palace pada pekan terakhir Premier League itu mungkin tak berarti apa-apa bagi posisi Manchester United di tabel klasemen. Menang atau kalah, mereka akan tetap berada di posisi ke-6. Tak ada pengaruh apapun. Tapi, bagi Harrop, laga dan juga gol itu merupakan mimpinya, yang berarti sangat besar. Dan setidaknya, laga itu menjadi penanda munculnya calon bintang masa depan Setan Merah.
Hati-hati akan Harapan Tinggi
Melihat seabrek kompetensi yang menempel pada diri Josh Harrop serta penampilan yang ia tunjukkan saat menghadapi Palace, tampaknya adalah sesuatu yang wajar jika Jose Mourinho dan para pendukung MU mulai berharap besar padanya. Ditambah, ia masih berusia cukup muda. Masih ada kesempatan baginya untuk berkembang.
Meski begitu, Mourinho harus berhati-hati dalam memoles pemain muda ini dan tak boleh berkekspektasi terlalu besar kepadanya. Pasalnya, Man United punya cerita kelam soal pemain muda yang digadang-gadang menjadi bintang. Federico Macheda adalah contoh tepat untuk menjelaskan hal ini.
Pada akhir kompetisi 2008/09 saat menghadapi Aston Villa, Federico Macheda mencetak gol yang membuatnya menjadi pencetak gol termuda sepanjang sejarah Manchester United. Saat itu usianya 17 tahun 226 hari.
Ia mencetak golnya dengan cara luar biasa. Menerima operan Ryan Giggs, Macheda mengontrol bola dengan tumit sambil berputar sehingga mengecoh pemain bertahan Aston Villa. Ia kemudian menendang bola ke pojok kiri gawang Aston Villa dengan kaki kanannya.
Semenjak saat itu, ia digadang-gadang menjadi pemain bintang di masa depan. Namun, alih-alih menjadi pemain bintang, karier Macheda bersama MU justru tak berjalan mulus. Ia tak kunjung mendapat tempat. Selama memperkuat Setan Merah, ia lima kali dipinjamkan ke tim lain, yaitu ke Sampdoria, Queens Park Rangers, Stuttgart, Doncaster Rovers, hingga Birmingham City.
Kita sendiri masih perlu menunggu, apakah pemuda kelahiran Stockport 21 tahun silam itu akan mengikuti jejak para pemain muda United yang sukses menjadi pemain bintang seperti Ryan Giggs, Paul Scholes, dan bahkan Cristiano Ronaldo, atau justru mengikuti jejak wonderkid yang digadang-gadang bakal bersinar namun akhirnya gagal memenuhi ekspektasi semacam Federico Macheda dan Tom Cleverley.
Semuanya akan sangat bergantung pada dua hal: kualitas dan mental Harrop, dan juga bagaimana Jose Mourinho dan Manchester United mengembangkan karier sang pemuda. Harrop, dan para suporter United, tentu akan berharap bahwa gol debutnya akhir pekan kemarin adalah titik awal dari kesuksesannya – bukan sekadar satu momen yang muncul sejenak lalu hilang selamanya seperti bintang jatuh.
sumber : 442